kamus

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 19 Mei 2011

ada apa dengan 14 mei ...????




 
Ahad, 15 Mei 2011
BANYAK di antara kita yang belum faham, berbeda dengan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang diperingati setiap 17 Agustus untuk merayakan berakhirnya penjajahan, Hari Ulang Tahun Negara Zionis Israel yang diperingati setiap 14 Mei justeru merayakan dimulainya sebuah penjajahan.

Tanggal 14 Mei 1948 merupakan titik kulminasi rangkaian teror yang digencarkan jaringan-jaringan teroris Stern, Irgun, dan Hagana sejak dua tahun sebelumnya terhadap bangsa Palestina, yang bertujuan mengusir sebanyak mungkin rakyat non-Yahudi dari tanah Palestina dengan pembunuhan, perampokan, penghancuran, penculikan dan penyiksaan. Rangkaian peristiwa itu disebut An-Nakbah (Musibah Besar).

Penduduk tanah Palestina yang tadinya hidup secara damai antara mayoritas Muslim dan minoritas Kristen dan Yahudi, berubah jadi kacau sejak orang Yahudinya kesusupan ideologi laten Zionisme.

Ideologi Zionisme yang memaksakan ketinggian kelas Yahudi atas bangsa manapun di dunia didukung baik secara persenjataan, keuangan, dan politik oleh Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat.

Perayaan HUT “Israel” adalah perayaan gerakan terorisme multinasional yang didukung negara.

Clive Soley, waktu itu ketua fraksi Partai Buruh di parlemen Inggris tahun 2001, tak bisa menyembunyikan kegeramannya terhadap seorang pemuda Indonesia yang datang ke kantornya dan bertanya, “Sampai kapan Inggris akan membantu ‘Israel’ yang secara geografis jauh dari Inggris, dan secara demokrasi jauh panggang dari api karena negara itu didirikan atas dasar tirani minoritas?”

Soley, salah satu politisi Partai Buruh paling senior saat itu, dengan suara bergetar mengatakan, “Dengan harga berapapun kita harus mempertahankan keberadaan ‘Israel’.”

Saat pertemuan itu berakhir, Soley membuang muka saat bersalaman dengan sang penanya.

Sikap Soley mewakili pemerintah Inggris yang mendukung gerakan teror “Israel” oleh negara, bahkan oleh negara-negara. Kalau berbagai teror negara terhadap rakyat di zaman Orde Baru sering dijadikan contoh paripurna bagi “State Terrorism”, maka “Israel” merupakan contoh paripurna bagi “Multinational States Terrorism” atau lebih eloquent-nya “United States of Terror”.

Orang Indonesia yang termakan oleh tipuan “Israel” dan memandangnya sebagai negara demokratis harus lebih cermat mengikuti perkembangan berita dalam negeri “Israel” sendiri.

Dalam dua tahun terakhir, salah satu headline berita-berita koran di negeri penjajah itu adalah penolakan pihak imigrasi “Israel” untuk memberi kewarganegaraan kepada anak-anak yang terlahir dari rahim para pekerja imigran yang mencari nafkah di situ seperti dari Filipina, Cina, dan sebagian Afrika. Alasannya, mereka tidak berdarah Yahudi.

Gerakan Zionisme dan negara yang didirikannya “Israel” tidak akan pernah menjadi negara normal seperti yang selama ini difahami oleh benak masyarakat Indonesia, karena sifat-sifat berikut ini:

* “Israel” didirikan dengan cara menteror rakyat yang lemah yang sejak tahun 1917 tanah-tanahnya diinvasi oleh penjajah Inggris.

* “Israel” didirikan di atas tanah dan laut yang dirampok dari para pemiliknya yang sah, yang sampai hari ini masih memegang kunci-kunci rumahnya, meski kemungkinan besar rumah-rumah mereka sudah diratakan dengan tanah.

* “Israel” dipertahankan keberadaannya dengan cara menteror negara-negara yang menjadi tetangganya yang berbatasan langsung: Lebanon di utara, Syria di timur laut, Yordania di timur dan tenggara, dan Mesir di selatan.

Satu lagi perkembangan mutakhir yang harus dicermati oleh mereka yang bersedia menerima tipuan “Israel” sebagai “negara” adalah, pernyataan tegas Presiden “Israel” Shimon Peres yang menolak hak 7 juta pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah Palestina, meskipun kelak akan berdiri negara Palestina merdeka.

Pernyataan Peres ini saja sudah menunjukkan ketiadaan keinginan untuk “berdamai”. Bukan karena hal itu bisa merugikan “Israel”, namun karena “Israel” ini sejak pembibitannya memang merupakan sebuah negara warmonger, negara pemicu perang. Bacalah lebih cermat sejarah “Israel” yang selalu merupakan sirkulasi prosedur tetap berikut ini:

Agresi–perang–pura-pura damai–pengkhianatan pada perjanjian damai–agresi lagi–perang lagi-pura-pura damai lagi–pengkhianatan pada perjanjian damai lagi–agresi lagi–perang lagi–pura-pura damai lagi…

Dari 10 negara ASEAN, ada 3 yang belum mau mengakui “Israel” sebagai negara: Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Itu karena sejak awal para pemimpin di ketiga negara ini sadar, bahwa mengakui “Israel” sebagai negara berarti menerima dan mengakui penjajahan dan penzaliman Belanda dan Inggris atas diri mereka sendiri selama ratusan tahun.

Bagi Indonesia, jika kita mengakui perampokan dan penjajahan “Israel” atas Palestina sebagai sebuah negara yang sah, maka harus diiringi dengan pengembalian kedaulatan kepada perampok dan penjajah Belanda.

Nama Indonesia juga harus dihapus lagi, diganti dengan nama “Hindia Belanda”. Karena “Israel” memiliki sifat-sifat yang seratus persen sama dengan “Hindia Belanda”.

Rabu, 18 Mei 2011

INILAH PEMUDA PALESTINE korban kekerasan zionis israel



cara memperindah foto.

1. Buka situs PhotoFunia disini
2. Akan muncul banyak efek yang bisa anda pilih untuk anda gunakan di foto anda, pilih salah satu yang anda ingin gunakan
Pilih Frame dan Efek yang Ingin anda gunakan
Pilih Frame dan Efek yang Ingin anda gunakan
3. Klik tombol “Choose File” untuk memilih foto yang ingin anda edit
dd
Klik Choose File
4. Pilih Foto yang ingin anda edit dan klik “open”
Pilih Foto dan Klik Open
Pilih Foto dan Klik Open
5. Silahkan tunggu beberapa saat dan Vhoillaaa..foto anda sudah jadi lebih menarik dengan efek dan frame yang telah anda pilih happy , silahkan klik “save to disk” untuk menyimpan foto anda
Klik Save untuk Menyimpan Foto
Klik Save untuk Menyimpan Foto
Foto anda sudah jadi lebih menarik dan menyenangkan. Setelah anda save, maka anda sudah siap mengupload foto anda ke facebook, friendster, blog, maupun sekedar anda gunakan sebagai koleksi foto menarik anda. Silahkan edit foto – foto anda yang lain karena semuanya itu gratis

PETA PAMEKASAN-MADURA


Pamekasan MADURA dalam sejarah

Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya.
Diperkirakan, Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura di Sumenep yang telah berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 13 Oktober 1268 oleh Kertanegara. Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad 15, tidak dapat disangkal bahwa kabupaten ini lahir pada jaman kegelapan Majapahit yaitu pada saat daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai merintis berdirinya pemerintahan sendiri.
Terungkapnya sejarah pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasilnya invansi Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal dibawah pengawasan Mataram. Hal ini dikisahkan dalam beberapa karya tulis seperti Babad Mataram dan Sejarah Dalem serta telah adanya beberapa penelitian sejarah oleh Sarjana barat yang lebih banyak dikaitkan dengan perkembangan sosial dan agama, khususnya perkembangan Islam di Pulau Jawa dan Madura, seperti Graaf dan TH.
Masa-masa berikutnya yaitu masa-masa yang lebih cerah sebab telah banyak tulisan berupa hasil penelitian yang didasarkan pada tulisan-tulisan sejarah Madura termasuk Pamekasan dari segi pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan agama, mulai dari masuknya pengaruh Mataram khususnya dalam pemerintahan Madura Barat (Bangkalan dan Pamekasan), masa campur tangan pemerintahan Belanda yang sempat menimbulkan pro dan kontra bagi para Penguasa Madura, dan menimbulkan peperangan Pangeran Trunojoyo dan Ke’ Lesap, dan terakhir pada saat terjadinya pemerintahan kolonial Belanda di Madura.
Hal ini terbukti dengan banyaknya penguasa Madura yang dimanfaatkan oleh Belanda untuk memadamkan beberapa pemberontakan di Nusantara yang dianggap merugikan pemerintahan kolonial dan penggunaan tenaga kerja Madura untuk kepentingan perkembangan ekonomi Kolonial pada beberapa perusahaan Barat yang ada didaerah Jawa, khususnya Jawa Timur bagian timur (Karisidenan Basuki).
Tenaga kerja Madura dimanfaatkan sebagai tenaga buruh pada beberapa perkebunan Belanda. Orang-orang Pamekasan sendiri pada akhirnya banyak hijrah dan menetap di daerah Bondowoso. Perkembangan Pamekasan, walaupun tidak terlalu banyak bukti tertulis berupa manuskrip ataupun inskripsi nampaknya memiliki peran yang cukup penting pada pertumbuhan kesadaran kebangsaan yang mulai berkembang di negara kita pada zaman Kebangkitan dan Pergerakan Nasional.